BALADA JAKARTA (puisi)
Peta Batavia Belanda (Dutch Batavia), 1681. |
plang-plang memusingkan
metropolitan ...
baru datang
langsung pingin pulang
aku terancam
dari kampung tak bawa ancaman
atau aku ancaman ?
Jakarta - Tanah Abang - Tanjung Priok.
Tak ada pagi semua langsung siang.
Tak ada sore semua langsung malam.
Tak ada yang mati semua cari makan.
Pengiritan demi pemborosan.
Pemborosan demi pemerataan.
AC - peluh - komputer - dengkul.
Henpon anak mall, megapon tibum
Bacot pasaran, cekikikan watak musang
Omong doang !
Omong doang !
Preman fasis tak banyak omong.
Todang-todong a la jenggo.
Menggeram saja di tanggal tua.
Itu jika ada pangkat di pundaknya.
Jakarta - Tanah Abang - Tangjung Priok.
Nasi uduk, susu madu.
Perut urban macam karung.
Urban atas karung karet.
Tertidur di kereta belanja.
Tante shopping menjerit :
"Jangan dibanting !"
Urban bawah karung beras.
Baru tiba sudah tandas.
Mandornya koruptor berkoar :
"Jangan digancu !"
Menggancu hari, membanting tulang.
Memburu rejeki, rebutan tulang.
Berkeliaran urban anjing-anjing keadaan.
Di sini kawin, di sana ngos-ngosan.
Habis makan buang kotoran sembarangan.
Di Jakarta, tak ada yang terlarang.
Jakarta - Tanah Abang - Tanjung Priok.
Dari terminal angin rusuh ke pelabuhan
Dari pelabuhan angin sumpeg ke terminal.
Masuk koran.
Tawuran penuh sajam.
Tangan mengkayu main kayu.
Kaki membesi main besi.
Otot-urat lumat-melumat.
Mesin giling menggiling otot-urat.
Molen semen pusaran pembangunan menelan kuli bangunan kalap menelan ludah pembangunan ditelan proyek-proyek kalap menelan mesin besar, karung besar, modal kencang balapan roda-roda gigi gerigi gila turbo charge menyeruduk :
nafkah ojek sepeda.
"Cepetan Bang !"
Jakarta - Tanah Abang - Tanjung Priok.
Berhamburan merah padam.
Dompet tertutup paha terbuka.
Paha tertutup, dompet terbuka.
Laki perempuan kadang buka kadang tutup.
Itu permainan perasaan saja.
Darah dingin darah panas.
Kekejian kebaikan omong-omong
hambar.
Memangsa dimangsa korban statistika
Hambar.
Manusia mesin kerja statistika
Hambar.
Ada yang mati tak bernama tak terkenal
Hambar
Ambulan datang ambulan pergi
Hambar.
Mengusung sesosok KTP di tengah lalulintas KTP.
Kartu Tanda Pembantaian.
Kartu Tanda Pembantai.
Tercecer-cecer sepanjang jalan makin jauh
Ditinggal uing sirine tanda bangkai ;
Hambar ...
Didot Klasta
Salatiga, pertengahan 2000an
Comments