Posts

Showing posts from 2021

Lucia Sri Sulastri; dari ‘muslim KTP’ ke pengikut Yesus. Sebuah perjalanan pribadi dan perubahan masyarakat.

Image
Pembaptisan Sri Sulastri di Gereja Santo Paulus Miki, Salatiga, pertengahan '70an. Ibuku tumbuh sebagai 'muslim KTP', dibesarkan oleh keluarga 'muslim KTP'. Tetangga depan rumah, belakang rumah, samping rumah juga 'muslim KTP'. Juga tetangga di belakang rumah dari tetangga depan rumah dan seterusnya. Begitulah ... Itu jaman tahun '40an sampai sebelum Geger Gestok / pembantaian massal oleh tentara, nasionalis kanan dan kaum agamis terhadap rakyat komunis Indonesia ditahun-tahun 1965/66. Jaman itu mayoritas penduduk desa, sebutlah Ketan Srundeng, adalah 'muslim KTP'; muslim tapi tidak menjalankan ibadah seperti yang diperintahkan agamanya. Apa yang dijalankan? Ya hidup biasa saja sebagai rakyat jelata desa dengan 'daily routine' umum mereka. Tidak juga berkubang dalam lembah kemaksiatan, atau menjadi budak setan. Kalau berkubang dalam lembah kemiskinan sih iya. Ada sejumlah kecil penduduk yang muslim sungguhan. Mereka ini disebut 'santr

Beragama; praktek perbudakan atau pembebasan?

Image
Lokakarya teater rakyat, desa J, kab. K Jawa Tengah awal '90an. Kemarin Uskup Desmond Tutu; pemuka gereja Katolik Afrika Selatan wafat. Beliau sangat dihormati secara nasional dan internasional karena dedikasi perjuangannya melawan sistim diskriminasi rasial yang kejam di negara Afrika Selatan, di mana minoritas kulit putih mendominasi mayoritas kulit hitam. Setelah sistim apartheid dihapuskan (walau jurang kaya-miskin dan ketidakadilan sosial berbasis ras masih kuat di Afrika Selatan), sampai akhir hayatnya Uskup Desmond terus berjuang mengkampanyekan keadilan sosial, hak asasi dan perdamaian di tingkat global. Kadang aku berpikir, jika Uskup Desmond Tutu berkulit putih apakah beliau akan melakukan hal yang sama? Jika Desmond Tutu berkulit putih dan bukan katolik apakah akan melakukan hal yang sama? Jika Desmond Tutu berkulit hitam, bukan klerik dan bukan rakyat jelata apakah akan melakukan hal yang sama? Apakah sumber inspirasi perjuangannya adalah kekatolikannya? Atau kekulit-hi

Keping Emas, Kemenyan dan Mer

Image
Masacre of Innosences, Peter Paul Rubens, 1611 - 1612 Bulan Desember tak hanya bulan hujan. Bagiku yang dibesarkan secara Katulik dalam keluarga Katulik saleh, Desember secara tradisional juga bulan Natal. Sebuah bulan yang sempurna, seperti bulan Agustus dan Sura. Sebuah bulan yang dingin di luar, hangat di dalam. Keluarga berkumpul menunda acara-acara bepergian sebab hujan, bakso panas Lik Suta atau ubi goreng tepung, pohon natal di pojok ruang tamu, latihan drama untuk natalan sekolah, sukacita menyongsong kelahiran bayi Yesus, kapal-kapal kertas mengambang di pekarangan yang tergenang, bermain mata dengan cewek idaman di aula sekolah sambil menunggu hujan reda, lagu ‘I Saw Mommy Kissing Santa Clause’ mengalun dari Sharp radio tape, bahkan ketika kehujanan paling hujan sekalipun selalu ada yang terasa nikmat, yaitu sesuatu hangat di dalam hati, kehangat bulan Desember. Dan puncaknya tentu saja misa Natal di gereja Paulus Miki Salatiga. Ini kenangan-kenangan masa kecilku yang menjadi

SLOW ROCK LOVE SONGS, Volume 1 by EPOS [Everyday People Ordinary Stories]

Image
Berikut ini Slow Rock Love Songs, Volume 1; yaitu kumpulan sepuluh puisi cinta pilihan yang aku ciptakan dalam rentang waktu dari tahun 1980an sampai pertengahan dasawarsa kedua abad 21. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat. Salam cinta. SAJAK BELAKA BUAT D.A / MATA INDAH MATA SAPI / SEPISAH SEKALI / SEKEPAL KELU BUAT KAU /  BERPIKIR IDEOLOGIS KALA MEMPERTIMBANGKAN KAU /  KEPAHITAN CINTA /  NEGARA TANPA BENTUK /  BLUES GADIS KEPALA TIGA /  KANGEN /  BALADA DINA DAN JAY SAJAK BELAKA BUAT D.A Berputih abu-abu Kau ... Tanpa tahu Tohok rinduku Sayangkah ... Sribu kilo kita yang terbentang? Jika dekatpun Kuduga pasti sudah kalah Berputih abu-abu Lesi-indah seragam bibirmu Biar aku tanpa permisi Kasih cium dari sini Era 80an MATA INDAH MATA SAPI Terkenang dulu kamu Ndulang ponakanmu sore itu Rok kembang abang ayu Bandomu oh, biru Hak ... Hak ... Aemmm Seraya jakun mak cleguk Kalo aku, sega thok-thok pun mau Kalo yang ndulang kamu Terkenang yang dulu itu Nostalgia cin

Dari Roebinem Djelita, Lewat Salatiga, Menuju Van Halen

Image
Disaat Kubu Cukong menaikkan serangan keserakahannya dengan secara pengecut nista memanfaatkan situasi pandemi mengesahkan UU Omnibus Law atau UU Pro Cukong yang mengancam kepentingan rakyat banyak dan lingkungan hidup ... Kabar duka datang; Eddie Van Halen meninggal. Aku bukan fans berat band Van Halen, tapi di akhir SMP - tahun 1984an, aku sangat suka dengan lagu 'Jump' yang enerjik dengan intro keyboard monumental dan dianggap sebagai salah satu lagu yang membentuk rock n roll itu. Di kamarku juga ada posternya. Beli di kaki lima Jendral Sudirman, murah, waktu masih banyak hal indah di Salatiga. Yang paling kuingat dari poster itu adalah Eddie Van Halen dengan senyum lebar keramahan yang menjadi ciri khasnya. Tentu plus desain gitarnya. Kemudian aku memperdalam Pink Floyd sambil makin kenal dengan blues. Katanya, Eet Sjahranie adalah salah satu murid di pusat kursus gitar Eddie Van Halen. Dia sedang naik daun sebagai gitaris God Bless dan dianggap sebagai salah satu gitaris