Posts

Terbaru

SEBUNGKUS PUISI-PUISI HUJAN

Image
MEI Sudah Mei hujan masih tiap hari Pagi semangat merayakan cucian Siang kalang-kabut menyelamatkan cucian Rencana batal, agenda ditunda Pulang sekolah main cipratan air campur tai kuda Perahu kertas mengangkut cinta monyet Ya, yang lancar hanya nostalgia Dan air tanah, syukurlah Sudah Mei hujan masih tiap hari Jika sampai sore tak berhenti Dia tak akan datang ini kali Aku setuju Derai air meruapkan metana dalam gerobaknya Bakteria-bakteria berdansa hujan ria Pak Yo … Tukang sampah idola aku 13 Mei 2022 SAJAK KOLESOM PERTAMA Sebenarnya ingin kutulis judul tentang hujan pertama dan sekitarnya namun aku bukan penyair maestro, penyair salon sublim, atau magang penyair atau orang keren jatuh cinta. Dan apa yang puisi dari genting bocor, masuk angin, sampah hanyut, rakyat basah kuyup? Halo Mas! Ada Kolesom? Ada Mas! Kok lama gak kelihatan Mas?! "LUAR NEGRI!!!" jawabku dengan perasaan hebat lebih hebat dari kehebatan seluruh nabi digabung jadi satu ditambah Muhammad Ali. 50 ribu

10 MANTRA MEDITASI Didik KB Harimurti

Image
Muka Kita / Suwung / Sweet Potato Blues / Retrospeksi / Melampaui Kenyataan / Interlude Repetisi 2 / Antara Ibu, Anak dan 24 Jam Blues / Setengah Kwadrat / Bilik-Bilik Menara Babel / Ilmu Mandi MUKA KITA Selamat datang di masyarakat modal muka Pergi pagi mencari apa saja Pulang malam kosong tiada artinya Ada yang perlente penuh wibawa Ada yang ganteng cantik selalu bergaya Ada yang kayaraya sibuk pamer harta benda Ada yang sok pinter maha tahu segalanya Ada yang berkuasa maunya ingin menang saja Ada yang enjoy bagai dunia itu sudah sorga Ada yang cuek gua-gua-gua dan gua Lu-lu gak ada yang ada cuma gua Ada yang tidak seperti manusia biasa Selamat datang di masyarakat modal muka Pergi pagi mencari apa saja Pulang malam kosong tiada artinya Seharian itu dan ini dan itu dan ini Bermodal topeng begitu dan begini Fleksibel sesuai kebutuhan-kebutuhan tersendiri Sore pulang terus mandi Jadi bersih merasa kembali fitri Habis makan nonton tivi Yang ditonton adalah kekonyolan-kekonyolan dunia

Terjemahan Puitik 10 Lagu Bob Dylan, oleh Didik KB

Image
Banyak orang tahu Guns N’ Roses, tapi tidak sebanyak itu yang tahu Bob Dylan. Kemungkinan besar tidak sebanyak itu juga yang tahu bahwa Knockin’ On Heaven’s Door bukanlah karya grup rock California yang berdiri tahun 1985 itu, melainkan karya tahun 1973 oleh musisi folk yang album debutnya dirilis tahun 1962; Bob Dylan. Bob Dylan adalah salah satu penulis lagu terbaik sepanjang masa. Penulisan lirik-liriknya menerapkan semacam pendekatan baru yang memperlakukan lagu sebagai puisi. Tradisi musik Amerika baik folk, country maupun blues mengembangkan sifat bertutur dalam lirik lagu. Bob Dylan meniupkan roh puitik dalam narasi-narasi tersebut. Kekuatan penyampaian seperti itu, berpadu dengan bobot komentar dan kritik sosial dalam lagu-lagunya, membuat Bob Dylan menempati posisi yang sangat khas dan peran yang sangat influential dalam dunia musik pop. Amalgamasi kekuatan kepenyairan dan musikalitas Bob Dylan ini membawanya pada penghargaan Nobel untuk sastra pada tahun 2016. Berikut ini ter

PERUBAHAN TAK MENYENANGKAN; renungan tentang sekeping Australia

Image
Walau tidak di pantai, suatu pagi aku merasa santai. Istri di kampus, anak di sekolah, pekerjaan daring sedang tidak mengejar-ngejar, kudapati diriku teronggok di pojok fitness lapangan rumput bernama Bruce Lee. Seorang lelaki misterius sedang melakukan meditasi sambil berjalan keliling lapangan tanpa peduli situasi, kadang tersenyum-senyum atau bicara sendiri. Setelah mengucek-ucek mataku memastikan kakinya menyentuh tanah, kemudian aku melamun sambil bersila dan bergaya melakukan gerakan-gerakan yoga. Sebelumnya aku mengantar anakku ke sekolah. Kami tinggal di Beaconsfield, sekolahnya ada di Hilton, 15 – 20 menit bersepeda. Setelah melepasnya di gerbang sekolah, aku memutuskan untuk tidak langsung pulang. Aku berkeliling-keliling dulu melihat perkembangan kenyataan sekaligus menjaga kebugaran. Rumah kontrakan kami terakhir di L Place, Hilton 5 tahunan lalu masih sama. Bekas lemparan telor mentah di pintu garasi yang dulu jadi studioku masih ada bekasnya sedikit. Taman Grigg persis di

Lucia Sri Sulastri; dari ‘muslim KTP’ ke pengikut Yesus. Sebuah perjalanan pribadi dan perubahan masyarakat.

Image
Pembaptisan Sri Sulastri di Gereja Santo Paulus Miki, Salatiga, pertengahan '70an. Ibuku tumbuh sebagai 'muslim KTP', dibesarkan oleh keluarga 'muslim KTP'. Tetangga depan rumah, belakang rumah, samping rumah juga 'muslim KTP'. Juga tetangga di belakang rumah dari tetangga depan rumah dan seterusnya. Begitulah ... Itu jaman tahun '40an sampai sebelum Geger Gestok / pembantaian massal oleh tentara, nasionalis kanan dan kaum agamis terhadap rakyat komunis Indonesia ditahun-tahun 1965/66. Jaman itu mayoritas penduduk desa, sebutlah Ketan Srundeng, adalah 'muslim KTP'; muslim tapi tidak menjalankan ibadah seperti yang diperintahkan agamanya. Apa yang dijalankan? Ya hidup biasa saja sebagai rakyat jelata desa dengan 'daily routine' umum mereka. Tidak juga berkubang dalam lembah kemaksiatan, atau menjadi budak setan. Kalau berkubang dalam lembah kemiskinan sih iya. Ada sejumlah kecil penduduk yang muslim sungguhan. Mereka ini disebut 'santr

Beragama; praktek perbudakan atau pembebasan?

Image
Lokakarya teater rakyat, desa J, kab. K Jawa Tengah awal '90an. Kemarin Uskup Desmond Tutu; pemuka gereja Katolik Afrika Selatan wafat. Beliau sangat dihormati secara nasional dan internasional karena dedikasi perjuangannya melawan sistim diskriminasi rasial yang kejam di negara Afrika Selatan, di mana minoritas kulit putih mendominasi mayoritas kulit hitam. Setelah sistim apartheid dihapuskan (walau jurang kaya-miskin dan ketidakadilan sosial berbasis ras masih kuat di Afrika Selatan), sampai akhir hayatnya Uskup Desmond terus berjuang mengkampanyekan keadilan sosial, hak asasi dan perdamaian di tingkat global. Kadang aku berpikir, jika Uskup Desmond Tutu berkulit putih apakah beliau akan melakukan hal yang sama? Jika Desmond Tutu berkulit putih dan bukan katolik apakah akan melakukan hal yang sama? Jika Desmond Tutu berkulit hitam, bukan klerik dan bukan rakyat jelata apakah akan melakukan hal yang sama? Apakah sumber inspirasi perjuangannya adalah kekatolikannya? Atau kekulit-hi

Keping Emas, Kemenyan dan Mer

Image
Masacre of Innosences, Peter Paul Rubens, 1611 - 1612 Bulan Desember tak hanya bulan hujan. Bagiku yang dibesarkan secara Katulik dalam keluarga Katulik saleh, Desember secara tradisional juga bulan Natal. Sebuah bulan yang sempurna, seperti bulan Agustus dan Sura. Sebuah bulan yang dingin di luar, hangat di dalam. Keluarga berkumpul menunda acara-acara bepergian sebab hujan, bakso panas Lik Suta atau ubi goreng tepung, pohon natal di pojok ruang tamu, latihan drama untuk natalan sekolah, sukacita menyongsong kelahiran bayi Yesus, kapal-kapal kertas mengambang di pekarangan yang tergenang, bermain mata dengan cewek idaman di aula sekolah sambil menunggu hujan reda, lagu ‘I Saw Mommy Kissing Santa Clause’ mengalun dari Sharp radio tape, bahkan ketika kehujanan paling hujan sekalipun selalu ada yang terasa nikmat, yaitu sesuatu hangat di dalam hati, kehangat bulan Desember. Dan puncaknya tentu saja misa Natal di gereja Paulus Miki Salatiga. Ini kenangan-kenangan masa kecilku yang menjadi