CERITA SAMAR DARI DUSUN KAMI (cerpen, kenangan terindah)
Cerita ini berbahan-baku kisah nyata dimasa kecilku saat keluargaku tinggal di desa B (kec. Tengaran kab. Semarang) mengontrak rumah tepi jalan Tingkir - Suruh bersebelahan dengan sawah. Dan satu-satunya tivi yang kutahu adalah milik gereja Isa Al Masih yang dipasang di teras menghadap pekarangan depan sehingga siapa saja bisa nonton. Gereja ini berdiri di pinggir jalan kira-kira berseberangan dengan pasar desa B. Aku ingat akan suatu sore yang dekat dengan hari kemerdekaan, dulu sekali, ketika kota belum semenarik sekarang dan tinggal di desa cukup punya martabat yang terjaga dari superioritas kota. Orang-orang kampung Barokan dan juga kampung-kampung lain di sepanjang jalan besar yang menghubungkan dengan kecamatan S di Timur dan kota S di Barat Laut itu berkerumun memenuhi jalan aspal baru yang membelahnya. Semua mata memandang ke arah langit di Tenggara dengan ekspresi takjub, takut dan bingung, menunjuk-nunjuk dan berkata-kata riuh-rendah satu sama lain. Tetapi waktu itu kebany