SATU BABAK RSJ PEDURUNGAN
Racauan ini berbahan-baku pengalaman waktu aku masuk rumah sakit jiwa menjelang akhir tahun 90an. Brain Mapping Kalo sudah jam delapan malam pintu kamar dikonci dari luar. Kamar itu berisi enam tempat tidur. Bentuknya sama. Selalu ada lemari kecil pada masing-masingnya dengan satu kursi plastik. Dan spreinya putih semua, seperti halnya selimutnya lerek-lerek, tapi ada yang lereknya merah dan ada yang biru. Selimutku lereknya biru. Aku tak bisa tidur. Game Watch Tetris rusak, tadi dibanting kawan sebelahku. Hanya ada pendaran lampu neon dua puluh watt yang berdengung. Nampaknya semua sudah pada tidur. Nampaknya tinggal aku seorang yang nyalang. Tapi kenyalanganku adalah semacam tiada pikiran. Cuma menatap-natap saja ke mana saja. Ooo … begini tho; tidak (bisa) berpikir itu … Tapi ! Perasaanku jalan. Memang tatapanku tak (bisa) lalu berproses di nalar; bahwa itu jendela, bahwa jendela itu ada teralinya, bahwa lima orang yang lain ini mengambil posisinya sendiri-sendiri