Posts

MENELAN LUDAH

Salah satu siksaan paling menyiksa; adalah tentang telor rendaman air garam Aku ... Terapung tidak Tenggelam tidak Di tengah-tengah, bukan sebab punya pegangan Melainkan tak tahu pilihan Dan makin menyiksa ketika tahu ; sementara aku habiskan waktu mencari-cari tahu, orang-orang memborongi pilihan-pilihan dengan duit kekuasaan Sampai saat kumenyadarinya, habislah semua Terbeli tak bersisa lagi Syukurlah ...

MELAMPAUI KENYATAAN (puisi)

Image
Shopping Dance. Didot Klasta. 2015 Saya berjalan secara melayang Sepanjang jalan bukan rural bukan urban Kanan kiri padang dan padang Rumput, bebungaan melepas ke hutan Di sana-sini terselip MP3 Senapan terpatahkan Gitar, harmonika, tamborin, tifa Orang-orang tanpa KTP menari riang sebab tak berKTP Rumah kecil di atas bukit Asap tipis dari dapur nasi tanak Burung berkilap bersih bulunya Balon-balon aneka warna Orang-orang berpakaian kain perca dari bendera-bendera Sesungguhnyalah saya ... Sedang mencipta luar batas Sejenak jadi makhluk Mars Mengirim salam dengan antusiasme Budha Apa kabar Sodara ? Apa kabar dunia ? Bagaimana cuaca ? Bagaimana di sana ? Saya sendiri sedang berusaha baik-baik saja Dengan kenyataan yang lainnya Didot Klasta Salatiga, pertengahan 2000an

ILMU MANDI

Mandi setelah 5 hari tak mandi Terasa bersih sekali Makin menyembunyikan kerak daki di hati Makin menyepuh kekotoran diri Lux sabunnya para bintang Tubuhku wangi dewi kayangan Sambil menggosok kemaluan Ingin mengaku salah pada tuhan Tapi tuhan belum pulang Sekarang jam perusahaan sampai petang Jika kantoran negri tergantung kedudukan Rendahan langsung ngobyek tambahan Pejabat ... Rapat atau maksiat-maksiatan Ketika pulang Selalu pas aku pergi Maka kuteruskan mandi Untuk ... Untuk diulangi dan diulangi Mandi setelah 5 hari tak mandi Ketahuan Beberapa aspekku berkarat membesi Byuuur ...

KOTA SIASIA (puisi)

Image
In The Mirror, didotklasta Jalan-jalan sore menikmati. Atmosfer lembayung metalik. Pertunjukan sulap ilusi mental. Penonton terbius paket ke paket Lysergie Acid Diethylamide. Jalan zombie sore menikmati. Bungkus timah realitas terkemas. Etalase-etalase rejim virtual. Hurup kapital. Angka kapital. Merek kapital. Seragam kapital. Senyum kapital. Libido manequin kapitalisme, senyumannya : Frigid. Tak ada hawa ! Bagi serumpun saja lonjor bambu. Mengkeresik ujung daunnya. Ciuman dengan muka air Kali perawan ; Alice In Borderland. Alice membuang bayi. Banyak yang punah di sebrang : Border. Kau hilang. Tapi tak merasa hilang. Sebab tak ada yang mencari-cari.

KOMPLOTAN PASAR MODEREN

Sambel tumpang krecek. Rempeyek tholo. Anggur kolesom. Teh tawar. Pagi dingin berkutat dengan tandon - tandon peluh pasar yang tak pernah dingin. Panas metabolisme kerja jelata menganak sungai los - los papan. Ikan asin laut Juwana berenang di air muka migran sirkuler pinggir -pinggir kabupaten peudal - agraris. Pukul tiga pagi mereka adalah laron, lalat dan tikus pembangunan kota. Siloncat sigap dari L 300. Menyetor tenaga bagi si malas babi makmur kota. Menyetor desa bagi golongan pemangsa kota. Dengan harga percuma. Sambel goreng ati. Krupuk udang. Hemaviton. Sari jeruk. Kijang dinas Direktur Pasar membawa tuannya ber TURBA ria. Seperti Sultan Harun Al Rasyid, sri paduka yang menyamar jadi pengecer kurma.

KOMUNIS ITU BAGIKU LEBIH ASYIK, SESEDERHANA ITU

Image
Uskup 'kaum kumuh' Dom Helder Camara (Brasil masa kediktatoran 1964 - 1985). "Memberi makan orang miskin disebut dermawan, mengusut penyebab kemiskinan disebut komunis." Suatu hari sebab merasa tak kunjung cukup cerdas aku pun lelah menjadi orang berpisau analisa berbuku-buku tebal dalam negri dan luar negri dan mahal. Suatu hari kuakui bahwa kita perlu negeri dan seandainya politisi cukup berbudi dan seandainya pemerintahan cukup berkemampuan. Suatu hari lantas kuakui seseorang dengan sejumlah bintang dan merupakan bagian dari kaum tersendiri bersenjata itu menjadi presiden terpilih-ku. Suatu hari kami duduk-duduk menghibur diri dengan hikmah kesulitan ekonomi di depan televisi, membicarakan pemimpin kami dengan nada simpati dan mengakui betapa wajahnya penuh beban keprihatinan terhadap persoalan 200 juta lebih orang saat mempidatokan sesuatu perihal 200 juta lebih orang; rakyatnya. Betapa kami menaruh pengharapan di pundaknya. Namun kenyataannya ini tak cuma s

KELUARGA TINGGAL RENCANA

Para tetangga datang menjenguk. Kasih selamat, syukur, doa, harapan. Amplop-amplop sekian ribu dari tangan ke tangan. Alokasi pos tak terduga. Terbiasa. Anak itu segalanya. Hidup itu dingin. Orang hidup gentar pada hidup. Mempermainkannya dari belakang. Disaat hidup main gila depan hidungnya. Anak adalah segalanya. Tumbuhlah besar penuh kelihaian. Bunda memerah susunya sendiri. Bapa petualangan, menubruk receh menggelinding bersama sejuta petualang. Tiga hari lalu, ada penghuni baru di rumah itu. Perempuan merah, beratnya kurang, matanya tak bergairah. Sodara-sodara mengerumuni dengan kegembiraan yang memuncak atau datar terlanjur sama. Sejumlah delapan mereka, lantas ... Buat apa lahir ?