ANTARA ANAK, IBU DAN 24 JAM BLUES
Seorang anak memandang jauh
Kaki langit terhalang benda-benda
Asing bertumbuh, bukan tumbuhan
Jika rimbun daun, diterobos bulan matahari
Batu-bata ? Bahkan mencegat udara
Seorang anak mencari-cari cakrawala
Mungkin untuk bertukar cerita
Tentang peristiwa sehari-hari
Dan bagaimana nanti
Ada air terjun kecil, telaga kecil,
rumah kayu kecil, api hangat
Rembang petang, cuaca yang bagus
Kebahagiaan simpel sehari tadi
Keluarga sahaja bersyukur
Apapun yang terjadi
Dan ooo ... jebul itu wallpaper desktop komputer
Dan di luar kabut tebal
Orang-orang muram
Merutuki, mengasihani diri sendiri
Batuk dan cakap bergema berat
Tak ada yang bermain
Tak ada canda
Selain sandiwara
Cahaya dari jendela rumah telaga
Makan malam apa mereka ?
Obrolan apa di sekeliling meja ?
Begitu ringan dan merdeka
Hingga menebar di permukaan air
Bagai seribu sampan
Berkilau tiada khawatir
Antar tetangga melempar salam
Ahoooi !
Angin nyaman
Siapa mereka ?
Si anak tak berkedip
Di belakangnya seorang tua
Jongkok menangis
Riwayat diringkas dalam sepetak kamar
Pampat sudah oleh tekanan
Dan usia yang memar-memar
Ingin berkata hidup ini bukan derita
Namun derita tak berakhir juga
"Ayo nak kita keluar barang sebentar Ö"
"Menghirup udara saja, yang cuma-cuma Ö"
"Barangkali Tuhan tergerak juga akhirnya Ö"
"Sebelum aku mati, sebelum kau tambah gila Ö"
"Kemana Ibu?'
Si Anak dan Si Tua
Kehabisan kata
Sementara di ruang sebelah
Tivi terus tertawa terbahak-bahak
Sinis mencibir
Dengan drama-drama
Si Anak dan Si Tua
Ketinggalan jamankah ?
Kaki langit terhalang benda-benda
Asing bertumbuh, bukan tumbuhan
Jika rimbun daun, diterobos bulan matahari
Batu-bata ? Bahkan mencegat udara
Seorang anak mencari-cari cakrawala
Mungkin untuk bertukar cerita
Tentang peristiwa sehari-hari
Dan bagaimana nanti
Ada air terjun kecil, telaga kecil,
rumah kayu kecil, api hangat
Rembang petang, cuaca yang bagus
Kebahagiaan simpel sehari tadi
Keluarga sahaja bersyukur
Apapun yang terjadi
Dan ooo ... jebul itu wallpaper desktop komputer
Dan di luar kabut tebal
Orang-orang muram
Merutuki, mengasihani diri sendiri
Batuk dan cakap bergema berat
Tak ada yang bermain
Tak ada canda
Selain sandiwara
Cahaya dari jendela rumah telaga
Makan malam apa mereka ?
Obrolan apa di sekeliling meja ?
Begitu ringan dan merdeka
Hingga menebar di permukaan air
Bagai seribu sampan
Berkilau tiada khawatir
Antar tetangga melempar salam
Ahoooi !
Angin nyaman
Siapa mereka ?
Si anak tak berkedip
Di belakangnya seorang tua
Jongkok menangis
Riwayat diringkas dalam sepetak kamar
Pampat sudah oleh tekanan
Dan usia yang memar-memar
Ingin berkata hidup ini bukan derita
Namun derita tak berakhir juga
"Ayo nak kita keluar barang sebentar Ö"
"Menghirup udara saja, yang cuma-cuma Ö"
"Barangkali Tuhan tergerak juga akhirnya Ö"
"Sebelum aku mati, sebelum kau tambah gila Ö"
"Kemana Ibu?'
Si Anak dan Si Tua
Kehabisan kata
Sementara di ruang sebelah
Tivi terus tertawa terbahak-bahak
Sinis mencibir
Dengan drama-drama
Si Anak dan Si Tua
Ketinggalan jamankah ?
Comments