Posts

Showing posts from February, 2016

THERE IS NO JUSTICE WHILE IMPUNITY REMAINS (copy-paste/kontribusi)

Image
Ini tulisan istriku yang termuat dalam buklet pameran senirupaku 'THEY KILLED THEM' - tentang pembantaian terhadap kaum komunis di Indonesia tahun 1965. Pameran ini terselenggara awal tahun 2015 bertempat di Moors Building Contemporary Art Gallery Fremantle Western Australia. Untuk selayang-pandang karyaku dalam pameran ini silahkan menuju ke http://www.didotklasta.com/#/art-projects-on-65/ . Semoga bisa segera kuterjemahkan. Dan aku sudah bilang ini sejak awal tahun 2015. Jadi sudah setahun belum kuterjemahkan. Nearly fifty years after the mass violence of 1965-66 - the killings and torture of more than a million people and the illegal detention of perhaps a million more people for 10 and more years - those responsible for these crimes against humanity have never been held accountable. These acts of mass murder and the systematic mass violence carried out against communists and left-wing sympathizers in Indonesia in 1965-66 facilitated the rise of the 32-year Suharto dictat

WIT … WITAN PLASTIK (naskah pertunjukan)

Naskah ini dibuat atas permintaan remaja-remaja dusun Karang Balong (kelurahan Bener kec. Tengaran kab. Semarang Jawa Tengah) yang ingin tampil dalam acara Festival Mata Air 2016 di Muncul (kel. Rowoboni kec. Banyubiru kab. Semarang Jawa Tengah). Melalui organisasi yang kubikin dengan istriku; Lembaga Media Aksi Komunitas KALANGAN atau Kalangan Kultura Media, antara tahun 2008 - 2010 aku berkesempatan untuk menjalankan program pengorganisiran komunitas intensif di dusun Karang Balong yang neliputi bidang-bidang : sanggar belajar untuk anak, organisasi muda-mudi dan kegiatan seni budaya khususnya teater.  Kostum dan Make up : Seluruh pemain berkostum hitam-hitam (syukur baik perempuan maupun laki-laki bawahnya legging, dengan make up badut, berkalung botol aqua 500 ml yang diisi pasir. Catatan : Pastikan ada mic di panggung. MULAI Seluruh pemain masuk panggung duduk bersila. Pemain 1 berdiri membaca puisi, selesai terus duduk) Puisi : Ada sejuta pohon dikepalaku Berane