BHINNEKA SATU JIWA [naskah teater dan sekitarnya]
Akhir September 2016, Monca Dyah Pramudita, adik saya yang
menjadi guru tari di SMPN 3 Salatiga bercerita bahwa dia ditunjuk menjadi
koordinator pementasan sebuah karya pertunjukan sebagai salah satu mata acara
dalam kegiatan rapat koordinasi Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia
wilayah III dimana Salatiga menjadi tuan rumah. Beberapa kali aku berkolaborasi
tari dengan adikku, yang sebelumnya biasanya adikku mengurusi koreografi
seutuhnya dan aku mengurusi konsep, naskah dan musik iringan dengan sedikit
masukan koreografi dan tata artistik. Kali ini karena skala projeknya cukup
besar dan aku menawarkan konsep drama tari, maka selain mengurusi naskah aku
juga menyutradarai sekaligus terlibat lebih banyak dalam koreografi. Sementara
musik iringan dikerjakan oleh Arjuna Setiawan. Para penampil adalah 13 anak
hebat yang merupakan siswa-siswi sekolah di Salatiga yaitu SMP 1, SMP 2, SMP 3,
SMA 3 dan SMK 1. Tak lupa menyebutkan grup kesenian Petung Kidul desa Petung
kec. Pakis kab. Magelang Jawa Tengah yang telah dengan senang hati meminjamkan
kostum dan Agus Berkah ketua grup kesenian Dayugo desa Banyusidi yang telah
menghubungkan.
Tema pertunjukan yang kuberi judul Bhinneka Satu Jiwa ini
sebagai berikut :
Sifat Indonesia adalah majemuk. Kekuatan dan pesona Indonesia
adalah kemajemukan itu. Tiap usaha menghancurkan kemajemukan adalah
menghancurkan keindonesiaan itu sendiri. Dalam perjalanan bangsa, berbagai
tantangan perpecahan dan bahaya adu-domba dihasutkan oleh kekuatan-kekuatan
jahat demi ambisi kekuasaan. Sepanjang sejarah perjuangan bangsa, terbukti
tantangan dan bahaya ini hanya bisa dihadapi dengan kesadaran akan satu hakekat
yang sama dalam kebinekaan itu; yaitu keindonesiaan. Dan keindonesiaan dalam
kebinekaan adalah ramuan ampuh mewujudkan persatuan bangsa agar bisa
bahu-membahu bekerja bersama mencapai masyarakat adil makmur damai sejahtera.
Meraih cita-cita Indonesia merdeka.
Bhinneka Satu Jiwa dipentaskan dengan spektakuleir
menghunjam pada acara Welcome Dinner di halaman kantor pemerintah kota Salatiga,
Rabu 23 Nopember 2016, dan mendapat sambutan gegap-gempita. Untuk melihat
pertunjukan, silahkan ke menu video. atau langsung ke kanal youtube Jamiat
Dahlan / Tara Liham di https://www.youtube.com/watch?v=tdJoIiai3A0.
Berikut ini naskah Bhinneka Satu Jiwa.
Sebuah Drama-Tari untuk Indonesia
Judul : BINEKA SATU JIWA
Tema :
Sifat
Indonesia adalah majemuk, tiap usaha menghancurkan kemajemukan adalah
menghancurkan keindonesiaan itu sendiri. Berbagai tantangan perpecahan dalam
perjalanan bangsa hanya bisa dihadapi dengan kesadaran akan satu hakekat yang
sama dalam kebinekaan itu; yaitu keindonesiaan. Dan keindonesiaan dalam
kebinekaan adalah ramuan ampuh mewujudkan persatuan bangsa agar bisa
bahu-membahu bekerja bersama mencapai cita-cita masyarakat adil - makmur.
Babak 1 : Harmoni.
Masyarakat
Indonesia yang beragam namun hidup bersama dengan damai dijiwai semangat
gotong-royong.
Adegan 1.
Rakyat masuk panggung. Bersatu bahu-membahu, berkarya bersama,
bergembira bersama. Semangat, optimis. Keragaman, kesatu-paduan, dinamis,
rancak, rampak.
Dialog (Sebelum masuk panggung, yel bersama) : Nusantara! Berjuta rupa …
Satu Jiwa! Indonesia!!!
Lampu : Gebyar warna-warni.
Bagian 2 : Politik Pecah-Belah dan Menguasai.
Komplotan
tak bertanggungjawab yang mempunyai kepentingan-kepentingan jahat baik pribadi
maupun golongan mempengaruhi rakyat untuk saling membenci sampai menjadi
pertikaian sesama rakyat yang berpuncak pada kekacauan di kalangan rakyat dan
akhirnya rakyat tak berdaya dikuasai oleh komplotan jahat ini.
Adegan 1.
Komplotan jahat masuk kasak-kusuk menghasut rakyat, kemudian menghilang
lagi keluar panggung. Rakyat memecah formasi menjadi sendiri-sendiri dengan
gerak yang pelan dan ritmis namun tidak lembut untuk memberi ruang komplotan
jahat berinteraksi dengan mereka. Komplotan jahat bergerak seperti maling,
licik dan jahat secara karikatural.
Lampu : Ungu / Kelam.
Adegan 2.
Perpecahan di kalangan rakyat. Indonesia berantakan. Di antara rakyat
saling curiga, saling menuding, saling merasa benar, saling menjatuhkan,
tawuran massal, puncaknya semua tumbang. Ketegangan menuju kaos dan klimaks.
Dialog : Lihat keterangan di bawah.
Lampu : Ungu dan Merah.
Adegan 3.
Para penghasut mengambil keuntungan dari kekacauan. Liar, berat,
menakutkan. Komplotan jahat masuk, menari-nari ‘nggrangsang’, merasa berkuasa
sambil berteriak-teriak, keluar panggung.
Dialog : Lihat catatan di bawah.
Tembang : Lihat keterangan di bawah.
Lampu : Merah.
Bagian 3 : Kesadaran Keindonesiaan.
Dalam
prahara perpecahan, yang menyelamatkan Indonesia dari kehancuran adalah
kesadaran bahwa 1. Indonesia sejatinya adalah bineka. 2. Kebinekaan kita sejatinya
sama, yaitu sama-sama Indonesia.
Adegan 1.
Limbuk cs masuk, terkejut dan sangat sedih mendapati rakyat yang
terkapar tak berdaya, rembugan, lantas keluar panggung. Sunyi, mencekam, kaget.
Puisi : Lihat keterangan di bawah.
Lampu : Biru.
Adegan 2.
Dewi masuk panggung diiringi Limbuk cs, berkeliling menyadarkan rakyat. Dewi
Pertiwi menari syahdu, pelan. Sementara Limbuk cs mengikuti dengan serius tapi
ada lucu-lucunya.
Lampu : Biru dan Kuning.
Adegan 3.
Rakyat yang telah sadar bangkit bersatu, keluar panggung mencari
komplotan jahat, menggiring mereka masuk, mempecundanginya dan akhirnya mengusir
mereka keluar panggung. (Sepanjang adegan ini Dewi duduk bersila di tengah,
Limbuk ikut bersama rakyat namun dengan gerakan mereka sendiri). Ramai,
kebangkitan, bersatu kita teguh, berani.
Dialog : Lihat keterangan di bawah.
Lampu : Biru, Kuning dan Hijau.
Adegan 4.
Penutup; refleksi dan pesan mengenai kebinekaan Indonesia sebagai sifat
dan kekuatan dalam bentuk puisi. Khidmat, megah, menuju klimaks.
Puisi : Lihat keterangan di bawah.
Lampu : Dominan Putih dan Kuning plus warna-warni.
Selesai
Keterangan
Yel awal pertunjukan
Nusantara!
Berjuta rupa … Satu jiwa … Indonesia!!!
Dialog pertikaian
rakyat
1. Aku benar, kalian salah semua!
2. Aku hebat, kalian payah semua!
3. Aku yang utama, kalian numpang
lewat!
4. Aku penting, kalian tak berguna!
5. Aku boleh, kalian jangan!
6. Aku bagus, kalian jelek!
7. Aku istimewa, kalian gita-gitu saja!
8. Aku yang menang!
Kembali ke
anak pertama
9. Aku …. Pokoknya aku!
10. Pokoknya aku! (diulang bergiliran
sampai semua anak)
Pelan-pelan
membuat formasi lingkaran
11. Aku! (diulang2 bersama semua anak,
bersahut-sahutan)
Lingkaran
sudah terbentuk, tangan saling dikaitkan.
12. Musuh! Musuh! Musuh!
(bersahut-sahutan makin lama makin rebut, sambil bergerak di tempat? Lalu
dikibaskan sambil memutar ke kiri dan jatuh menyamping sepanjang garis
lingkaran)
Teriakan-teriakan para
penghasut pas pesta
Gerakan 1,
masuk panggung sampai bujur sangkar
Hakyo Hokya Hakyo Hokya
Gerakan 2,
leak
Hua! Ha! Ha! Ha! Hua! Ha! Ha! Ha!
Gerakan 3,
balik ke dalam head bang 1
Pesta Hok Ya Hok Ya! Pesta Hok Ya Hok Ya!
Gerakan 4
merapat saling rangkulan
Hua! Ha! Ha! Ha! Hua! Ha! Ha! Ha!
Gerakan 5,
berbalik head bang 2
Hakyooooo …. Hokya! Hakyooooo … Hokya!
Gerakan 6,
keluar panggung
Jamannya jaman gila, yang gila yang kuasa
Tembang
Antara
pangkur, durma atau maskumambang.
Negeri yang
permai jelita / Tersungkur / Dirusak ambisi-ambisi
keji / Yang nuraninya telah mati
Puisi / Lagu di adegan
rakyat tumbang setelah para penghasut keluar panggung.
Indonesia …
huru-hara
Nusantara …
porak-poranda
Rakyat
memakan hasutan
Rakyat menjadi
korban
Di atas
pecah-belahnya bangsa
Para
penghasut tertawa
Angkara
berkuasa
Rakyat tak
berdaya
Dirusak
politik adu-domba
Yel pas rakyat
mengusir para penghasut (belum pasti)
Rawe-rawe
rantas
Malang-malang
putung
Holopis
kuntul baris
Provokator
ganyang habis
Puisi terakhir : Bineka Satu Jiwa
Kita …
Aneka warna … Satu jiwa … Indonesia
Kita …
Ratusan juta isi kepala … Satu cita-cita bersama … Adil makmur damai sejahtera
Kau … Aku …
Adalah kita … Saudara sebangsa
Ikatan
keniscayaan yang dikukuhkan seribu tahun perjalanan sejarah Nusantara
Ditempa
pasang-surut, pergolakan, kejayaaan, kejatuhan, kebangkitan, tak menyerah …
Dan tetap
tegak hingga sekarang
Tegak
karena kita bangsa kuat
Kuat sebab
kita bangsa yang bahu-membahu berjuang bersama
Kita …
Bineka Tunggal Jiwa … Indonesia
Didot Klasta Harimurti
Salatiga, Oktober 2016
Comments
bali tour and transportation
bali tour packages overseas
bali car rental with driver
paket kunjungan kerja bali
bali fun adventure tour
bali private tours
paket wisata bali
bali adventure cruise
telaga waja river rafting adventure
ayung river rafting adventure
water sport tanjung benoa
bali cheap rafting
bali cheap water sport
bali cheap spa
bali water sport package
cheap lembongan island package
bali tour packages domestic