SUATU SISTIM BERNAMA SETYO NOVANTO (racauan)

Pada sistim yang senantiasa memunculkan monster rakus sangat berkuasa semacam Setyo Novanto Papa Minta Saham, ironisnya kita juga senantiasa berharap, bahkan meratap, akan munculnya ksatria.

Ya, ini sistim yang punya kemampuan melahirkan kebangsatan dan sekaligus kemanusiaan. Kelemahan sistim ini adalah; kebangsatan punya apa saja yang dibutuhkan untuk berkuasa. Terutama adalah kualitas kebangsatan itu sendiri. Sedang kemanusiaan sepanjang jaman terseok-seok karena hubungan kuasa-menguasai bertentangan dengan hakekat sifatnya.

Dan jaman pun bergerak terus makin maju, termasuk ilmu kebangsatan, meninggalkan ilmu kemanusiaan yang kebingungan, seakan tidak kompatibel dengan 'tuntutan jaman' yang digerakkan oleh kekuasaan.

Lihat saja, dari waktu ke waktu keadaan sejatinya terus memburuk. Tidak perlu tingkat dunia. Tingkat kota kita masing-masing saja; apakah pembangunan makin menyumpegkan atau makin melegakan? Mungkin ada keping-keping hal yang mengharukan. Namun dalam gambar besar, kehidupan ini jelas sedang terus merosot. Kekerenan penuh gaya memang dimana-mana. Tapi tai isinya. Banal. Dekaden. Kejam. Orang setres dimana-mana. Jangan salah, termasuk kamu.

Ya, Setyo Novanto bukan lagi produk sistim. Dia menguasai sistim dan menjadi sistim itu sendiri. Dan aku sedang berusaha tak percaya. Modalku hanya ... Harapan; sesuatu yang lemah jika didebat. Sesuatu yang bahkan aku harus berjuang, untuk tidak jadi kendor memegangnya. Sesuatu yang sebenarnya agak tak signifikan, jika kau tak tertarik dengan tindakan radikal untuk berusaha mewujudkannya. Sesuatu yang tak jarang hanya sekedar bahasa manis dari ketidakberdayaan.

Itulah kenapa aku agak berkaca-kaca saat nonton The God Must Be Crazy. Dulu waktu pertama menontonnya 32 tahunan lalu; aku sekedar tertawa ngakak. Sekarang hatiku didera kegelisahan rindu pada hal-hal indah yang bersinar dari orang-orang suku bushman di gurun Kalahari yang sangat bersahaja itu. Tapi di sisi lain mukaku juga dicakari oleh kenyataan bahwa aku adalah bagian dari suku Coca Cola gila.


Didot Klasta
Fremantle, 18 Desember 2015

Keterangan :
The God Must Be Crazy adalah filem komedi tahun 1980. Bercerita tentang sebuah kelompok suku Sho di gurun Kalahari afrika yang hidup damai sahaja tak bersentuhan dengan peradaban moderen, sampai kemudian seorang pilot membuang botol coca cola dan jatuh di pemukiman suku Sho ini. Botol yang banyak gunanya tapi cuma ada satu itu akhirnya menimbulkan hal-hal yang sebelum ini tak pernah ada dalam kehidupan suku Sho; rasa kepemilikan, iri, egoisme, rebutan, benci, kekerasan ... Mereka menjadi sedih dan ingin membuang biang keladi kekacauan yang merusak kebersamaan - yaitu botol coca cola itu, kembali ke asalnya. Karena botol itu jatuh dari langit, mereka mengira itu dijatuhkan oleh tuhan.

Comments

Popular posts from this blog

WIT … WITAN PLASTIK (naskah pertunjukan)

MIMPI BURUK ROCK (gaya) INDONESIA

SEBUNGKUS PUISI-PUISI HUJAN