BERBEDA-BEDA TAPI SAMA SAJA (racauan)

Warna Sari Jajanan Moderen Dalam Msyarakat Tradisional
Beberapa hari lalu saya menemukan suatu pemikiran cukup menarik di internet, yang mengetengahkan pertanyaan : kenapa kita lebih menekankan pada perbedaan? Kenapa kita lebih terobsesi dengan hal-hal perbedaan? Yang satu bersemboyan : perbedaan itu indah. Yang satunya berslogan : kamu berbeda maka kamu laknat. Bertolak-belakang, namun kedua-duanya sama-sama fokus pada perbedaan.

Banyak hal indah sungguh-sungguh muncul dari penganut indahnya perbedaan. Tapi menurut saya lebih banyak lagi hal luar biasa tidak bermutu muncul dari aliran laknat-melaknat lantaran beda. Mulai dari luar biasa bodohnya - setidaknya naif, hingga luar biasa sadis-barbarnya. Saya cenderung lebih percaya bahwa titik tolak hubungan antar manusia yang lebih asyik adalah : persamaan. Inilah sebabnya kenapa saya berhubungan dengan manusia lain. Karena sama-sama manusia.

Saya ingat sekali pada suatu hari delapan tahunan lalu mendapat peluang emas untuk kenal dengan seseorang yang cantik sekali. Obrolan-obrolan menyusul pertemuan pertama itu menjadi asyik karena kami sama-sama tertarik dengan ide-ide politik progresif, aktifitas bersama rakyat biasa pedesaan, kejawen ... sama-sama 'kesepian' ... sama-sama dalam suatu fase perkembangan kedewasaan yang kritikal ... Sampai kemudian kami sama-sama tertarik satu sama lain, lantas menikah - tak pakai lama.

Sinetron pun mulai. Pelan tapi pasti, kami makin tahu lebih banyak tentang berbagai aspek diri masing-masing. Seiring dengan aneka macam kemesraan yang tercipta, pertengkaran juga tak jarang terjadi. Menariknya, semangat perangku melawan istriku akan berkobar ketika kepalaku dipenuhi dengan isu-isu perbedaan di antara kami. Di sisi lain, aku jadi terdorong untuk meletakkan senjata dan bercinta saja, ketika berusaha lebih berpikir pada dasar-dasar kenapa kami menikah; yaitu persamaan-persamaan itu tadi. Serta pada komitmen menyatukan hidup; yang meluruhkan perbedaan-perbedaan. Lebur.

Kemarin malam saya nonton youtube. Sebuah filem yang dibikin oleh seorang teolog Kristen. Dalam dokumenter ini dia melakukan penelitian lapangan untuk 'menemukan persamaan-persamaan' antara berbagai aspek dalam kekristenan dengan agama-agama / keyakinan lain. Tentu saja selain menemukan berbagai persamaan (yang cukup mengejutkan), dia juga menemukan perbedaan-perbedaan yang bahkan konfrontatif. Namun seberbeda apapun, persamaan selalu ada, ini yang penting. Tak hanya semacam ' seremeh apapun, sesedikit apapaun, yang penting ada persamaannya', melainkan bahkan persamaan(-persamaan) ini justru esensial. Kalaupun persamaan belum ketemu, setidaknya kita memegang sikap positip-optimis tentang hal ini dan senantiasa berusaha menemukannya. Ini yang menjadi dasar hubungan dalam kemajemukan.

Satu hal lagi, kita itu apa memang benar-benar sudah mampu menghadapi perbedaan, kok sok yakin mengkampanyekan Indahnya Perbedaan? Menurutku belum. Entah yang muda, entah yang tua nyatanya sama saja. Gemar eker-ekeran soal perbedaan. Seperti selebritis kawin-cerai; 'perbedaan diantara kami tak bisa diketemukan lagi', seperti gerakan kiri juga. Berdasar pengalamanku dengan istriku, marilah kita kembali pada hakekat bahwa kita itu sama, bukannya kita itu beda. Belajar 'menemukan dan mengapresiasi persamaan', ketimbang menyuntuki perbedaan adalah kunci merayakan perbedaan dan menikmati nikmatnya hubungan. Bahkan mengempalkan kekuatan.

Comments

Popular posts from this blog

WIT … WITAN PLASTIK (naskah pertunjukan)

MIMPI BURUK ROCK (gaya) INDONESIA

SEBUNGKUS PUISI-PUISI HUJAN