AKU ADALAH KEBUSUKAN (puisi, racauan)

Puisi yang saya bacakan saat pembukaan pameran saya 'THEY KILLED THEM', pembasmian komunis di Indonesia 1965, seri ketiga di Moores Contemporary Art Gallery, Fremantle Perth Australia Jumat 16 Januari 2015. Penampilan ini merupakan kolaborasi dengan SinLex electrosoundmachine. Poto karya silahkan ditengok di http://www.didotklasta.com/work-karya/#/art-projects-on-65/

Aku datang dari segelap-gelapnya kegelapan. Kedalaman relung-relung dingin, lembab, busuk … hati manusiamu. Aku menggerogoti jiwamu. Bercampur darah hitam terbakar merah. Menggelegak … Berbuih … Mendidih … Berkobar ... Panas menjalari pelosok tubuhmu. Jadi gumpal-gumpal api di kepalan tangan-tanganmu … Angkara

Aku datang dari segelap-gelapnya kegelapan. Menjelma orang-orang bermata buas. Di atas truk-truk hitam tak dikenal dengan geram mesin bagai seringai mimpi buruk terjaga nanap. Mendatangi mereka di tengah malam jahanam. Berangkat dalam diam menuju ide-ide kekerasan di kepalamu. Dan mereka berdoa pada tuhan-tuhannya. Antara hidup dan mati dan hidup dan mati atau hidup atau mati atau hidup atau mati. Dan aku lebih tuhan dari tuhan. Aku … Eksekusi


Aku datang dari segelap-gelapnya kegelapan. Untuk menghabisi, hanya menghabisi. Mungkin aku akan membunuh. Kutebas batang lehernya. Kumuncratkan otaknya. Kuberondong dadanya seribu lubang dengan senapan otomatis. Kubakar seluruh keluarganya. Kunista harga dirinya. Langsung mati atau pelan-pelan mati. Tergantung napsuku akan kepuasan

Aku datang dari segelap-gelapnya kegelapan. Di malam laknat paling laknat itu mungkin ia kuperkosa dengan brutal. Atau dengan kelembutan yang mengancam. Mungkin cukup kuremukkan jari kakinya. Atau rangkaian penyetruman melumpuhkan mungkin lebih menyenangkan. Bisa apa saja, apapun hal keji yang bisa dibayangkan peradaban. Sebab aku maha kuasa. Atau mungkin kulepas pergi. Dan kusaksikan mereka menyembahku dengan terkencing-kencing lantas berlari, berlari, berlari dan lari dan lari dan lari. Membawa bayanganku yang membunuhnya berkali-kali, lagi dan lagi dan lagi

Aku datang dari segelap-gelapnya kegelapan. Sebab ingin menguasai dunia. Sebab ingin jadi presiden. Sebab ingin masuk sorga. Sebab ingin mulia. Ingin memiliki rumahnya. Ingin merebut istrinya. Ingin tetap menjadi tuan tanah. Ingin tetap menjadi tuan atas budak-budak. Ingin mendapat sekantung upah. Ingin menjilat pantat bossku. Aku tak ingin diancam keadilan. Aku tak ingin kehilangan hak-hak istimewa. Aku tak ingin mati sebab tidak membunuhnya. Aku tak tahu apa yang kulakukan. Sebab aku telah jadi gila. Di dunia yang telah lama sudah gila

Apakah ini cerita masa lalu? Apakah ini tentang pertobatan? Bukan, sama sekali bukan

Dulu telah kau bakar apa saja untuk membangun megah kekaisaran apimu. Tentu kau tak akan memadamkannya atau membiarkan siapapun memadamkannya.
Mungkin kau akan mengaku kebiadabanmu, dengan bangga. Sebuah pengakuan sebagai pertanda
kuasa yang menyala-nyala

Didot Klasta
Fremantle, 15 January 2015

Comments

Popular posts from this blog

WIT … WITAN PLASTIK (naskah pertunjukan)

MIMPI BURUK ROCK (gaya) INDONESIA

SEBUNGKUS PUISI-PUISI HUJAN