GITA CINTA PRA SMA DAN SEKITARNYA (kenangan terindah)

Bangunan SMP N 1 Salatiga jaman dulu kala.
Baiklah ... Menyambung omongkosongku tempo hari, menginjak bangku SMPN I Salatiga (yang merupakan SMP-nya remaja-remaja terpandai seSalatiga), seiring dengan mulai berdenyutnya kelenjar-kelenjar misterius keremajaan, aku tak lagi tertarik dengan musim-musim bermain yang mbocahi seperti pas masa ingusan. Di satu sisi aku mulai tertarik dengan keasyikan-keasyikan bersendiri misalnya menulis puisi, menggambar, mendengarkan Rush, Manfredman Earth Band, Yes, Genesis, Queen, Rolling Stones, Deep Purple dan semua yang top-top itu dari kaset-kaset kakakku, serta seperti kebanyakan kalian yang lelaki; melamun hal-hal seksual pornograpis – sambil onani tentu (YA THO?!). Di sisi lain aku memang tetap mengikuti musim-musim, tapi bukan lagi musim bermain mbocahi, melainkan musim bergaya dalam rangka gejolak darah puber. Gara-gara filem Flashdance, Breakin’ dan video music Michael Jackson aku pun bersama temen-temen kampung latihan break dance terutama dengan iringan lagu Reckless-nya mister Ice T
(http://www.youtube.com/watch?v=POydN8X1GSY), bahkan kalau saja tak ada kabar-kabar patah leher dari berbagai pelosok dunia, mungkin aku akan sudah agak menguasai jurus head spin. Terus kepalaku kucukur semi Mohawk dengan tak lupa berpernak-pernik pines, peniti, rantai atau klip kertas, yang merupakan campuran snob korban filem Mad Max dan poto-poto band punk di kover kaset dan majalah remaja Hai. Terus pingin punya celana (panjang) jins, pingin sepatu diadora, pingin boleh bebas killing-kliling kota naik yamaha bebek V80 bapakku… dan xtycgrtjkdblubblubblubcrotcrotcrot sejenis itu. Tapi sayangnya aku tak ikut genk sepeda 8-( karena tak punya sepeda dan tak cukup bernyali baku-hantam jalanan, dan sebagai hiburannya kalo aku berangkat sekolah digonceng temenku yang anggota genk sepeda, sepanjang jalan Kartini yang rindang asri dadaku pun jadi lumayan membusung sementara kepalaku glelang-gleleng kementhus plus ada merasa banyak temen-temen sekolahku yang cewek memandang dengan kagum. Padahal baru nggonceng! Bayangkan kalau aku naik sepedaku sendiri dan menyalip temen-temen cewekku saat berangkat sekolah sambil beratraksi ‘standing’ (‘standing’ adalah istilah untuk sebuah tekhnik dari motocross dimana kita naik sepeda secara ban depannya diangkat, makin jauh makin top). Ini memang gampang terdeteksi untuk cewek remaja kota kecil ini yang tak ketinggalan jaman sebab genk BEONK itu sepedanya bercat merah dan putih. Tapi hal ini tak ada hubungannya dengan indonesia raya jaya, apalagi kepanjangannya kalau tak salah lumayan memusingkan : Becik Ekonomine Olehe Nandang Kekancan. Waktu itu cara kami untuk patriotik adalah upacara bendera tiap senin dengan aras-arasen, mendengar kotbah guru PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) dengan ngantuk dan mendukung tim badminton Uber Cup – Thomas Cup dengan penuh antusias.



Dan ngomong-ngomong soal rokok, rokokku saat SMP pada dasarnya berkisar antara Djarum filter dan Bentoel Biru. Bentoel Biru lebih kusuka karena kupikir saat itu lebih bergaya, semua anak keren yang ngerokok, ngerokoknya Bentoel Biru. Biasanya aku merokok di malam minggu sambil jalan-jalan bersama teman-teman. Tak sedikit teman sekolahku yang sudah berpacaran dimalam minggu. Tapi aku dan teman-teman main sekampung secara umum cuma membicarakan, tepatnya menggantang asap, tentang cewek gacoan masing-masing atau tentang enaknya pacaran atau khayal-khayal pecinta monyet platonic seperti itu, kecuali satu orang dari kami yang sangat ganteng, tinggi, ikut binaraga di klub PANCANAKA kepunyaan Atek sang bintang filem Yohana (dimana salah satu lokasi sotingnya adalah daerah umbul Senjoyo selatan Salatiga dan Mbah Kalimi sang penemu mesin pemecah kedelai yang legendaries itu kata cucunya yang merupakan temanku juga ikut main jadi pekatik - tukang mengurusi kuda) dan aktif dalam dunia modelling dan kurang aktif nongkrong sama kami sebab sudah mulai jadi remaja sibuk acara.
Ah, sebetulnya tak sekhayal itu juga. Sejujurnya aku memang naksir berat sama Dyah UK kurang lebih bagai Ebiet G Ade sama Camelia. Tapi seingatku, dia sesungguhnya juga naksir, bahkan lebih berat, sama aku. Selain bahwa menurutku ia cenderung selalu berusaha menyentuh-nyentuhkan sikunya ke sikuku saat kami duduk sebangku misalnya, seingatku bahkan aku sampai merasakan semacam ‘energi saling mencari’ antara aku dan dara jalan Raden Patah itu saat kami diperkambingkan oleh orde baru harus bareng-bareng satu sekolah nonton filem Pengkhianatan G 30 S / PKI versi suharto orba tentara golkar yang sejak waktu itu bagiku sudah terasa membosankan tapi mungkin lebih karena terlalu banyak adegan monoton dan kurang action atau hal-hal yang berbau seks dan memang siapa dari kami yang peduli dengan sejarah politik tanpa gaya itu? Dan di gedung bioskop kami sama-sama duduk di kelas 2 namun secara terpisah cukup jauh sementara situasi crowditnya tak memungkinkan untuk mengusahakan ketidaksengajaan hingga bisa duduk berdekatan. Jadi seakan dalam bisu kami sesungguhnya saling mencari sambil memanggil-manggil. Hubungan manis latent ini diperkuat lagi dengan kesaksian temenku di suatu siang panas liburan saat kami sedang memasak seekor derkuku di belakang rumah Mbah Lego; “Dia itu naksir kamu lho Be. Mbok kamu bikin surat terus kamu kasih potomu …” aku cuma diam tercenung sambil mengempak Bentoel Biru dalam-dalam bergaya serasa hidupku demikian kental. Hufffffssss …
Penghujung SMP keluargaku pindah rumah dari Kampung Baru Kalitaman ke bagian Utara Salatiga, tepatnya daerah Bancaan Lor persis sebelah selatan bong cina. Seiring dengan itu aku akhirnya berhasil juga bergabung dengan sebuah genk, tapi bukan genk sepeda meskipun banyak anggotanya yang ex genk sepeda, khususnya BEONK. Namanya : COMANCHE, bermarkas di rumah dinas kantor pajak atau semacam itulah di jalan Mbringin atau Patimura seberang Hotel Kaloka. Comanche adalah salah satu suku Indian amerika utara yang seperti suku-suku lainnya digenocide oleh kolonial kulit putih, tapi genk kami tak ada hubungannya dengan kolonialisme di benua amerika atau dimanapun, cuma sayang kepanjangannya aku lupa.
Nah suatu pagi aku jalan dengan dengan teman kampung yang juga anggota Comanche. Dia jago skateboard, punya dua, dan aku dipinjami satu. Aku sendiri seumur-umur baru pagi itu memegang skateboard. Jadi sementara temanku beraksi penuh gaya di tengah cewek-cewek remaja yang jalan-jalan pagi, aku cuma jalan ngungun memegangi skateboard dari Ngebong, lapangan Ngebrak, Kemiri, Kauman, jalan Diponegoro sampai akhirnya tiba di depan Korem 073 Makutarama dengan perasaan setress mati gaya tak karuan. Dan WOW …
Munculah Dyah U K … secara luar biasa … di atas sepeda jengki-nya … dari jalan sebelah gereja tua.
Seorang temanku satu genk tak sekolah yang dikelak kemudian hari jadi preman lumayan dan sejujurnya punya semacam kegantengan jalanan mencoba membajul gacoanku, aku cuma termangu sambil terus seperti lengket memegangi skateboard bangsat itu sampai kemudian ternyata ia sudah mendekatiku, tersenyum manis sekali dan berkata; “Be, kugonceng yuk …” Dan … Aku menjawab dengan salah satu kalimat pendek terbodoh yang pernah kuucapkan hingga 43 umurku ini.
Maka yaaa Tuhan yang maha smaradahana … Sampai mau masuk SMA, rasa malu membuatku tak pernah sanggup menyatakan apa-apa tentang ini rasa. Dan lantas kami meneruskan ke sekolah yang berbeda. Dan komunikasi pun tertiup angin sunyi kemarau. Dan apakah ada yang perlu disesali dari sebuah romansa gita cinta monyet remaja?


nantikan petualangan berikutnya
Fremantle February 05 2013
 

Comments

Anonymous said…
Hahahaha...thnks tulisanmu mengingatkan masa remajaku di salatiga,..... ttg SMPN1 yg gurunya nyebelin plus pilih kasih,genk sepeda Beong warna marun putih standing depan smp 4, nongkrong bareng ala Comanche dirumah paimo patimura, hhahahahah, bener2 dah lupa semua itu.
kangen juga sama kota kecil salatiga, dan anak2nya...heidar cs msh disana ga ya?
Anonymous said…
Bener2 inget my "Sweet child o'mine" (guns n roses),flash back lagi scr visual ttg Hotel Kaloka,Mbak kas,Nyah Hok,Gaplek,Cipli,Nyah Gajah,Bah Pengki,Bu Jayus,Nangking,Damarjati,Rejeki Subur,Gladakan, SD 1-2 Eropis,Krajan,Jl Bringin/Patimura,Pramuka......bule Necker,kos2an Irian,Kali Gedung,Kali sombo..............:)
Anonymous said…
Masalah rokok, waktu itu ada yg namanya Djarum Filtra, warna bungkusnya emas, bisa nukar 7 bungkus kosong dg sebungkus lagi di nyah cipli.

Sepatu yg keren merk FILA,pas di gaya dan harga buat breakdance

Dyah UK, iku sopo sih? yen pancen ayu...aku pasti waktu kuwi melu naksir meskipun diam2.....????????? angkatan masuk 85kah di SMPN 1 salatiga ?

Popular posts from this blog

WIT … WITAN PLASTIK (naskah pertunjukan)

MIMPI BURUK ROCK (gaya) INDONESIA

SEBUNGKUS PUISI-PUISI HUJAN