Posts

Showing posts from 2013

PERTARUNGAN-PERTARUNGAN #2 (kenangan terindah)

Image
Europese Lagere School (ELS) pertama, hanya sampai kelas 3. Sekarang SD Salatiga II. Dulu terkenal dengan sebutan SD Eropis, sekolahanku. Cukup banyak orang yang berkomentar bahwa potonganku khususnya wajahku selain ada unsur menarik hati atau membuat penasaran, juga ada unsur sangar. Soal menarik hati atau membuat penasaran tak usahlah kubahas karena sudah jelas dan biar demikian adanya, tapi untuk soal kesangaran, aku harus menceritakan sesuatu pada kalian supaya segalanya menjadi jelas. To Apa yang kau ketahui tentang lagu Apuse? Ya, sebuah lagu dari sebuah daerah yang kalau jaman Sukarno disebut Irian (Barat) dan katanya Irian adalah singkatan dari : ‘Ikut Republik Indonesia Anti Nederland, kalau jaman Suharto disebut Irian Jaya (mungkin maksudnya neo raja jawa gila kuasa harta jaya di Irian), terus sejak jaman Gus Dur disebut Papua katanya untuk memberikan pengakuan dan penghormatan terhadap cultural identity and cultural dignity, dan sementara itu kalau

ADA PERTARUNGAN ... (puisi)

Image
Fransiskus Asisi Yosep Wagimun Suharyanto Hariharyanto - bapakku - sedang sok aksi di tahun 2014 Desember - Januari. Aslinya dia tak mau minum, ibuku Veronica Sri Sulastri justru kadang merasakah barang setengah sloki dan ekspresinya lucu mengharukan. "Biar tak masuk angin dan kemepyar Bu," kataku. Ada yang meringkuk di antara dua gerobak kakilima ... bahkan grobak pun bukan miliknya Ada yang menyanyi parau dengan gitar curian … bahkan untuk menyuarakan hati pun mesti mencuri Ada yang menyusui anak sambil menunggu warung rokok … bahkan seorang bayi pun segera mulai belajar tentang kemiskinan Ada yang turun dari bis karyawan ... bahkan kata buruh pun menjadi persoalan Ada yang menadahkan tangan … bahkan untuk makan perlu tuan Ada yang membolak-balik sampah dengan doa … bahkan tuhannya menjijikkan Ada yang membanyol kering di kedai kopi pinggiran …bahkan kepahitan hidup menjadi hiburan waktu senggang Ada yang termenung sepi di atas becak tua ..

PERCAKAPAN SUNTUK (racauan)

Orang-orang nongkrong di warung nasi rames sebelah bengkel tambal ban sepeda di bawah pohon kelengkeng mandul ini tak lagi bisa marah pada nasib yang tak ada dan bisnis memangsa yang nyata. Bukan sebab marah tak menyelesaikan masalah, tapi sebab ada yang lebih menusuk dari marah. Kesinisan pinggiran yang mencibir dan peduli setan dan jalan terus secara nekad menggembleng digembleng kenyataan sehari-hari dengan harga beras membumbung. Dan orang-orang penting di masyarakat mulutnya makin enak buat ditabok sebab lagaknya meninjau operasi pasar seperti gumpalan kentut tambun berpakaian politisi menyeka lemak nista pada gelambir-gelambir skandalnya. Lalu tak ada jago kampung berkokok lantang di desa-desa sedang dalam proses terus makin terbunuh.

PERCAKAPAN NGUNGUN (racauan)

Makne thole meringkuk badannya menggigil kedinginan. Mau 70 tahun giginya bertanggalan rambut putih rontok satu demi satu. Jahe, vitamin C, minyak kayu putih dengan 10 ribu perak yang tak mudah. Senewen dengan Pakne thole yang dikira enggak tanggap padahal bingung begini-begitu serba salah … Yaaa dinamika cinta aki-nini … Makin sepi kian tak terperi …Yaaa cinta ya cinta … Kian tak terperi makin tak perlu arti. Sekarang kerentaan lelap diintai gunung kelam itu. Aku tak mau kehilangan sedetikpun makna terjaga. Dan banyak resiko dalam tidur. Masyarakat obat tidur berjalan dalam tidur. Melakukan hal-hal rahasia dan keji. Hingga kelelahan ditimbun makna-makna bisa jadi tanpa makna. Hujan kelelahan. Aku melihat penyanyi-penyanyi mengenang mister Boby Marley. Kemanusiaan … Cinta … Menentang … We don’t need … No more trouble …. We don’t need … No more trouble ….

PERCAKAPAN KERING (racauan)

Ahooi kepada tuhan, iblis, dewa api, komputer, japamantra, uang, cinta, demokrasi, komunisme, iklan, nuklir, filsafat, seks, holiwut, amerika serikat, superman, pencerahan, penulis terbesar buku sejarah, teori dan kritik sastra ... tergantung, mana yang paling hebat dan selain itu juga nyata serta tentu saja tak kalah pentingnya; gratis ... Beri aku kekuatan ajaib untuk menulis satu lagi saja puisi menyebalkan, penambah panjang litani sok dramatis akan muramnya komedi dunia dewasa ini ... Dan sialannya Saodara, tak ada maha-maha yang menggubris. Tapi pada jam tiga lebih tiga belas dini hari aku memanaskan ’sambel tumpang’ (kalian harus mencicipi masakan khas ini) yang di dalamnya ada sesiung bawang putih tanda bahwa sebelumnya sudah sekian kali dipanaskan dan sesungguhnya sudah mulai basi

DUA ORANG MIRING MENDISKUSIKAN SESUATU (cerpen)

Image
Omong Kosong Sehari-hari, mix material di kertas, DidotKlasta, 2015. “Dia itu miring.” Ia letakkan lagi gelasnya yang sudah mau ditenggak, menunggu omongan temannya lebih lanjut. “Dia suka cerita macam-macam yang omong kosong, gombal, bahkan tak masuk akal. Waktu katanya ia di kota besar dan katanya kerja di bisnis sinetron, katanya dia pernah bercinta dengan seorang selebritis yang belum lama ini cerai, maksudnya melakukan hubungan seks … Ngibul macam beginian mau gua … Wek Wek Wek … Katanya waktu dia masih sakti dia pernah bisa menghilang. Bayangkan, hilang! Kayak uang saja … Wek Wek Wek … Terus katanya dia adalah anak tak resmi dari salah seorang mentri. Mentri agama kaliii … Wek Wek Wek … Belum lagi, katanya dia sebetulnya agen rahasia di badan intelejen negara. Agen rahasia yang sedang buka rahasia … Wek Wek Wek … Oya, katanya dia pernah lama tinggal di Kutub Utara ... Mungkin enggak kerasan soalnya dia hobi nongkrong cuma pake kolor … Wek Wek Wek … Dan yang baru-

BISIKAN PSIKOPAT DARI DAPUR (cerpen)

“Kucing mati saja kau permasalahkan! Banyak orang mati kelaparan dimana-mana tak kau permasalahkan! Korupsi dimana-mana tak kau permasalahkan! Hutan habis, air cemar, udara penuh polusi, pengrusak alam mengeruk untung tak kau permasalahkan! Perang dimana-mana, hanya perang para penguasa, orang banyak jadi korbannya, tak kau permasalahkan! Orang tertawa di atas kesedihan orang lain, orang berjaya di atas kesengsaraan orang lain, satu memangsa lainnya, satu memanfaatkan lainnya, jaman gila, neraka dunia, mau kiamat, mau kiamaat ...! Permasalahkan itu semua! Kucing mati tak membikin keadaan brengsek ini membaik, kucing mati enggak penting! Malah bangkainya lantas dibuang kali pula, busuk, bikin penyakit! Huh ... Kucing dipermasalahkan ...” # Del terbengong-bengong. Tak ia sangka, Win akan berkata-kata macam itu. Dan ia tetap terbengong waktu Win berlalu masuk kamar dengan menghempaskan pintu. Namun sejurus kemudian Del pun tergerakkan oleh sesuatu yang rutin; menyiapkan makan

CERITA NGELANGUT DI PEKARANGAN SAMPING YANG TERKELUPAS WAKTU (racauan)

Adalah suatu siang yang jauh lebih sepi dari biasanya yang memang juga sudah biasa sepi, sebab kali itu sebagian besar penduduk kampung Bruk sedang pergi ke rumah ibadah satu-satunya yang ada di pinggir Timur lapangan depan balai desa, yang dengan demikian menjadi tempat beribadah semua orang dari sejumlah kampung di sekitar situ tanpa peduli agamanya apa. Seorang anak perempuan sekitar 5 tahunan sedang tekun bermain tanah dalam diam di samping rumah yang teduh dipayungi kerindangan pohon sirsat bersama kembang sepatu, kupu gajah, sarang laba-laba, dan seorang anak lain yang sesungguhnya tak benar-benar ada; laki-laki 7 tahunan, keriting, berkulit hitam dan tanpa nama. Ibunya sejak tadi di kamar saja, tanpa suara, entah apa yang dia lakukan, aneh. Bapak dan satu-satunya saudaranya, yaitu kakak laki-laki yang agak punya persoalan kejiwaan, juga pergi ke rumah ibadah seperti yang lain. Ada seorang tokoh ibadah dari kota besar jauh yang datang dan ia memang sudah dinant

CERITA SAMAR DARI DUSUN KAMI (cerpen, kenangan terindah)

Cerita ini berbahan-baku kisah nyata dimasa kecilku saat keluargaku tinggal di desa B (kec. Tengaran kab. Semarang) mengontrak rumah tepi jalan Tingkir - Suruh bersebelahan dengan sawah. Dan satu-satunya tivi yang kutahu adalah milik gereja Isa Al Masih yang dipasang di teras menghadap pekarangan depan sehingga siapa saja bisa nonton. Gereja ini berdiri di pinggir jalan kira-kira berseberangan dengan pasar desa B. Aku ingat akan suatu sore yang dekat dengan hari kemerdekaan, dulu sekali, ketika kota belum semenarik sekarang dan tinggal di desa cukup punya martabat yang terjaga dari superioritas kota. Orang-orang kampung Barokan dan juga kampung-kampung lain di sepanjang jalan besar yang menghubungkan dengan kecamatan S di Timur dan kota S di Barat Laut itu berkerumun memenuhi jalan aspal baru yang membelahnya. Semua mata memandang ke arah langit di Tenggara dengan ekspresi takjub, takut dan bingung, menunjuk-nunjuk dan berkata-kata riuh-rendah satu sama lain. Tetapi waktu itu kebany

KESEHATAN KOMUNITAS BERBASIS KOMUNITAS (?) (artikel)

Artikel ini adalah kontribusi saya untuk salah satu edisi Koran Komunitas yang diterbitkan oleh Lembaga Studi Kesetaraan, Aksi dan Refleksi (LSKaR) Salatiga. Sekarang sampai orang-orang di pinggir jalan, di pasar, di warung kopi, kasak-kusuk tentang tatanan baru yang bisa menopang kehidupan yang lebih baik bagi semua. Tahukah saudara ? Ada kenyataan mengkhawatirkan dimana potensi dan kekuatan nyata masyarakat (baca : komunitas) untuk menghadapi tantangan, memecahkan persoalan, memenuhi kebutuhan, meraih cita-cita dan mewujudkan harapannya telah dipisahkan ataupun diambilalih dari dirinya sendiri oleh berbagai pihak atau otoritas untuk kepentingan-kepentingan yang sejatinya bukan kepentingan komunitas. Pihak atau otoritas ini karena kekuatan pemaksa atau kuasanya menempatkan dirinya pada kedudukan lebih tinggi, istimewa dan tak tersentuh, yaitu kuasa modal dan kuasa politik. Misalnya saja, kemampuan komunitas untuk mengelola kebutuhan airnya sendiri diambilalih oleh sebuah otorit

PERTENTANGAN (puisi)

Aku selalu melihatnya Berganti-ganti rupa namun sama Berbentuk manusia dengan wajah berbeda-beda Namun hatinya tak lain tinja Ia selalu bernafsu menguasai dan mengeruk keuntungan Aku selalu mendengarnya Macam-macam bicara namun sama Berbentuk manusia dengan mulut berbeda-beda Namun inti bahasanya adalah sampah Ia selalu komat-kamit tentang kekuasaan dan keuntungan Aku selalu berurusan dengannya Kadang ia tersenyum licik Kadang ia tertawa tanpa rasa Kadang ia cerewet diplomatis Kadang ia bijak secara berbahaya Kadang ia diam mengancam Kadang ia berdarah dingin Aku selalu melihatnya Secara mendongak sebab ia di atas sana Dengan tatapan yang campuraduk antara melawan dan tertundukkan Aku selalu melihatnya Dalam ketegangan Selama ia belum juga terjengkang Dan aku masih selalu bangkit lagi Dari rejim ke rejim didotklasta Sept 24 2013

PERTARUNGAN-PERTARUNGAN #1 (kenangan terindah)

Image
Piknik SD. Salatiga 2 (Eropis) ke Sriwedari - Bale Kambang Solo. Kemungkinan tahun 1982, saat aku kelas 6. Di kanan Bu Ning guru agama katolik, di belakang Kang Wasito 'tukang kebun' (Pak Bon) sekolah. Kami; (depan) aku, Arifin, Nasradin. (belakang) Kairul(?), Suharwanto / Itheng, Tanto (kelas 5), Purwanto, Wahyu Kristiono. Cukup banyak orang yang berkomentar bahwa potonganku khususnya wajahku selain ada unsur menarik hati atau membuat penasaran, juga ada unsur sangar. Soal menarik hati atau membuat penasaran tak usahlah kubahas karena sudah jelas dan biar demikian adanya, tapi untuk soal kesangaran, aku harus menceritakan sesuatu pada kalian supaya segalanya menjadi jelas. Kis SD. Eropis dulu adalah sekolah hanya bagi sinyo-sinyo Eropah totok di Salatiga. Bangunannya agak muram namun keras perkasa. Tembok tebal kusam dan dingin, pintu-jendela besar nan tinggi berkusen total jati, tiang-tiang besi selicin buah dada Loro Jonggrang di Prambanan, ku

MINGGAT (kenangan terindah)

Pada hari Minggu yang cerah di medio ‘80an, Bapak pergi ke Jogja urusan keluarga, Ibu dimana kulupa, mungkin santai luluran sambil membaca majalah wanita. Di kamarku berkumpul temen-temenku; SyLg yang merupakan tetangga sebelah, ArYk dari kampung Krajan dan aku sendiri. Kami sedang berkutat mengotak-atik speaker dari radio tape recorder-ku. Ceritanya mencari cara biar suaranya lebih mantep. Tapi kami tak melakukan hal-hal elektronik bersolder, kawat tenol dan sekitarnya. Kami hanya perlu drei kembang dan dudukan pot bunga besar warna hijau kekuningan yang dalamnya berongga dan kalau dengan potnya ditaruh di ruang tamu rumahku bentuknya nampak berlebihan sebab ruang tamu rumahku kurang gaya. Caranya; copot speaker dari tape, lantas telungkupkan speaker itu di mulut dudukan pot menghadap ke bawah, maka suaranya akan agak jadi lebih jedug-jedug. Tepatnya jedung-jedung sebab ada unsur seperti sesuatu nyemplung sumur, tapi okelah.

GITA CINTA PRA SMA DAN SEKITARNYA (kenangan terindah)

Image
Bangunan SMP N 1 Salatiga jaman dulu kala. Baiklah ... Menyambung omongkosongku tempo hari, menginjak bangku SMPN I Salatiga (yang merupakan SMP-nya remaja-remaja terpandai seSalatiga), seiring dengan mulai berdenyutnya kelenjar-kelenjar misterius keremajaan, aku tak lagi tertarik dengan musim-musim bermain yang mbocahi seperti pas masa ingusan. Di satu sisi aku mulai tertarik dengan keasyikan-keasyikan bersendiri misalnya menulis puisi, menggambar, mendengarkan Rush, Manfredman Earth Band, Yes, Genesis, Queen, Rolling Stones, Deep Purple dan semua yang top-top itu dari kaset-kaset kakakku, serta seperti kebanyakan kalian yang lelaki; melamun hal-hal seksual pornograpis – sambil onani tentu (YA THO?!). Di sisi lain aku memang tetap mengikuti musim-musim, tapi bukan lagi musim bermain mbocahi, melainkan musim bergaya dalam rangka gejolak darah puber. Gara-gara filem Flashdance, Breakin’ dan video music Michael Jackson aku pun bersama temen-temen kampung latihan break dance terutama

BAJINGAN, EH, JAGOAN CILIK (kenangan terindah)

Selain melempari rumah orang cina sebelah bengkel-garasi bis Subur saat rekayasa kerusuhan anti cina, misteri penembakan misterius sebab preman-preman ngambek terhadap golkar, mengibarkan bendera merah putih dari kertas minyak menyambut kedatangan jendral jagal presiden suharto meresmikan pabrik tekstil, nama gubernur propinsi jajahan indonesia timor timur adalah Arnaldo Dos Reis Araujo dan si hitam manis Sri Rochmatun dari Turusan yang kata temen-temen adalah kekasih monyetku serta beberapa xrstdgzkygblubblubblubcrotcrotcrot lainnya, salah satu hal masa kecil lain yang membekas dalam ingatanku adalah bagaimana kami bermain secara musiman. Kadang anak-anak seluruh kota kecil ini tiap hari main layang-layang ketika musim layang-layang. Kadang hanya anak-anak kampungku yang jadi gila bermain monopoli sebab seorang anak yang orang tuanya adalah salah satu dari sedikit orang tua kelas menengah bawah di kampung kami dibelikan permainan monopoli, sementara di kampung lain sedang musim ‘gapra