Posts

Showing posts from January, 2012

ANTARA AKU, ROSA DAN SESUATU YANG MEMUAKKAN

Image
Sayap Sayap Cinta Full Of Shit, mix material di kertas, DidotKlasta, 2015. Hubungan khusus yang intim, saling menyayangi, saling peduli dan berbagi secara palsu dan memuakkan atau lazim disebut sebagai percintaan, pun lalu terjalin, yaitu setelah kami dengan munafik dan membohongi diri sendiri bisa mempertemukan atau mengkompromikan barang suatu kepentingan egois masing-masing pada barang suatu 'titik tertentu'. Dia kesepian, tak punya teman, tak pernah disapa, dan mimpi terburuknya adalah bangun tengah malam tak karena mimpi apapun lalu mendapati dirinya sendirian, makin tua dan tidak tegar; demikian mimpi buruknya. Demikian halnya aku, sama saja. Tentu ada hal-hal lain yang saling menarik antara kami, misalnya bibirnya mirip bibir ratu dangdut lokal kota ini yang mirip diva dangdut nasional di televisi dan cara bernapasnya mengingatkanku pada dada bintang film bom seks internasional. Atau pas pertama aku jalan-jalan Malam Minggu dengannya, uangku lagi lumayan fleksibel u

PERJALANAN CINTA

Perjalanan cinta kehilangan jalan Pacar lama putus ke pacar baru putus Terhenti, di manakah ini ? Tempat ini bagai mati Angin netral dalam damai Iklim gersang tapi Bebatuan adalah kehidupan Hidup serupa batu-batu Membongkah rupanya dibentuk seribu tahun hujan Dan seribu tahun kemudian adalah kering Rupanya panas bergurat kata dusta terik Membakar hati situasi Peradaban arang, bara, asap Merongsok dalam reruntuhan gedung dagang Komoditi lahir lahir Barang-barang kemanusiaan terbeli on line Dikirim ke rumah-rumah masyarakat perumahan Kerja dan tidur dalam troli Cinta menajam menikam Lalu dimamah-dimakan Dan sebutir kepala Dari seorang kelapa Dijatuhkan terus dicungkil Terus diparut terus disrundeng Gosong Pahit dimakan awal 2000an jaman edan

SAJAK BELAKA BUAT D.A (puisi)

Image
Berputih abu-abu Kau ... Tanpa tahu Tohok rinduku Sayangkah ... Sribu kilo kita yang terbentang ? Jika dekatpun Kuduga pasti sudah kalah Berputih abu-abu Lesi-indah seragam bibirmu Biar aku tanpa permisi Kasih cium dari sini Didot Klasta Salatiga 80an

SOLO KAPIKUT 3 - geguritan koplo

Image
Putri Solo adalah salah satu lagu keroncong yang melayangkan aku ke kota ini. Apalagi kalau dinyanyikan Mbak Sundari Sukoco dalam gaya kroncong asli.  Ngelakku dak lerenake ana warung kuwi; mBaluwarti. Es setrup soto marhen. 'Rambute Mase apik lho...', ujare Mbake. 'Rayuan kere !' bathinku. Sruput ... Nglangut ... Aku mikir gadisku. Sinambi nyawang Kidul kana. Nggadiiing ... Nggading ... Pitakonku tiba karo godhong garing : "Aneng endi kowe, Nok ?" Didot Klasta Solo, awal 90an jaman kesepian

SOLO KAPIKUT 2 - geguritan koplo

Srengenge cahyane ntrawang jroning bathin. Wektu iki dadi omah suwung. Amung kuthuk siji lan babone; ing latar ngarep. ... Bener. Omah pancen suwung. Rikala aku teka. Rikala Solo kapikut awan. Rikala mbayangke rupane Bapakmu. Memper Oetomo Ramelan. Ning Bapakmu melawan : PKI. Ning Ramelan : PKI. Pilih endi jal ? solo awal 90an jaman kesepian

SOLO KAPIKUT 1 - geguritan koplo

Image
Jika teringat Solo juga harus mengenang Gesang. Sebab beliau pencipta lagu Bengawan Solo. Kutha iki katon mampring. Apa atiku ? Bis tingkat ra perduli, tancep. Nggajul angen-angen. Lungsuh-lungset lumaku. Sikil-sikil sadawaning ratan. Nanging panas awan; tinampa tanpa panglipuran. Didot Klasta Solo awal 90an jaman kesepian

SOLO SIREP part 3 - geguritan koplo

Apa jan-jane ... Aku - Kowe ... Prahu siji ... Lelayaran ; dhewe-dhewe ? Apa jan-jane ... Aku - Kowe ... Prahu loro ... Lelayaran ; golek-golekan ? Apa jan-jane ... Aku - Kowe ... Pesen karcis ; Tampomas ? Apa jan-jane ... Aku - Kowe ... Wis kerem suwe ? solo awal 90an

SOLO SIREP part 2 - geguritan koplo

Iki jan wengi. Saking dene le nggrantes. Wengine dak wening-weningke. Weninge ethok-ethok njedhul putri. Putrine ujug-ujug nggandheng tanganku. 'Halo Darling ...' Aku misuh. Ojo-ojo konangan, ndhepipis lagi ngrogohi separo atiku dhewe; karo mbayang-mbayangke. solo awal 90an

SOLO SIREP part 1 - geguritan koplo

Lampu wus padha murup. Paling gumebyar lestoran Diamon. Aku ...? Ana kene wae pojok kutha. Grombolan wong kewengen. Mbayangke sedan. Bocah enom nggaya trek-trekan setan jalanan. Duwit ngepres ngampet rokok. 'He ! Ojo mencuri pandang ! Aku dudu Ali Topan ! Maneh cowokmu iku sangar tenan ...' Gusti Gusti ... Aku mung kaya wong ilang. Diece pepadhangan. Gak penampilan. Lan separo atiku. Mabul-mabul ; dhewe. solo awal 90an

RETROSPEKSI - romantika dan hal lain (puisi)

Image
Mencari Sesuatu Sekaligus Menemukan Sesuatu, Didot Klasta Pohon pepaya itu aneh. Jarang buahnya. Pohon cabe lebat. Dekat jendela dan pedas. Ada layangan putus ! Jatuhnya di dahan-dahan mangga. Anak-anak miskin berebut naik. Tapi bukan lomba panjat pinang. Tapi hujan lalu tiba-tiba. Deras dan atap seng berisik. Air menyembur-nyembur. Dari mulut talang hijau kusam. Lewat parit menyusur dadap-dadap. Pelataran semen jadi genangan. Bungkus permen adalah kapal perang. Daun kering adalah kapal induk. Sampai sore pertempuran laut tak selesai-selesai. Hujan petir. Dewa bertempur tak selesai-selesai. Tukang bakso jongkok merokok. Pipa kuning di tritisan samping. Semua orang mati. Dalam tidurnya aku hidup sendiri. Dalam makrokosmos seluas mangkok miwon. Di teras baksoku berkepul.

REFRESING

Memandang gerumbul-gerumbul ketela pohon Ada yang memanggil Tak meminta datang Tandan pisang kepok berbekas burung Pokok melinjo setinggi pinggang Pelepah kelapa melorot Kucing berburu Rumput bau hujan Tanah gembur Seekor cacing Kadal menyelusup Langkah kaki pergi Mega mendung LOSPEKER Pengumuman Ada yang mati Ini kali Peringatan Aku bakal mati Kapan nanti Jangan kini Memandang gerumbul-gerumbul ketela pohon Kuberbalik perlahan menutup lengkong Cemas ketahuan Dan dipanggil petugas jibril salatiga awal 2000an

ORANG BERUNTUNG

Orang beruntung Jika dapat berjalan dengan seseorang Bersisihan hingga ajal Menyusuri jalan rompal panjang Cinta Kebebasan Dan kesederhanaan Bahkan tak pernah bertengkar Setidaknya jika satu menengkar Yang lain sabar Itu kekasih Tentu ada waktu-waktu bersetubuh Dan orang beruntung benihnya subur Maka anak mereka banyak Manis-manis bukan sebab rawatan iklan Melainkan asuhan kebahagiaan Dan kebahagiaan adalah nama si buyung ..... Itu sungguh orang beruntung salatiga jaman bujang kritis

MATA INDAH MATA SAPI (puisi)

Image
Masa kecilku di Kampung Baru Kalitaman Salatiga. Sebelah kiri bekas rumahku, sebelah kanan Pak Dhe - Bu Dhe Sastro, depannya Mak Klumpuk, depan rumahku Pak Ngasri - Bu Warti. Di gang itulah bersemayamnya hakekat kenangan puisi ini. Gang yang se- perti abadi. Ini poto 2015. Tak ber- ubah sejak 40 tahun lalu. Terkenang dulu kamu Ndulang ponakanmu sore itu Rok kembang abang ayu Bandhomu oh, biru Hak ... Hak ... Aemmm Seraya jakun mak cleguk Kalo aku, nasi thok-thok pun mau Kalo yang ndulang kamu Terkenang yang dulu itu Nostalgia cinta belum seruwet masa kini Tak perlu ngerti 'murni' Namun terasa sampai ulu hati Nyeri yang manis-manis geli Ataukah naif ? Ataukah dungu ? Atau kasih yang membersit kala Di benak terpatri hanya Mau dolanan sayang saja Begitu itu Kawan Terkenang dulu kita Masih monyet-monyet belaka Alam pikiran serupa kacang, pisang Dari dahan ke dahan bergelantungan Tak perlu konseptualisasi Tak perlu sakralisasi

KOTIMAH

Kotimah (semoga aku tak keliru ingat nama) adalah nama salah satu remaja perempuan di Kampung Ampera atau juga disebut Barak (Sosial). Di situ bersama sejumlah teman aku pernah memfasilitasi kegiatan belajar luar sekolah di dalam wadah Arena Belajar Bebas RUMAH BAMBU. Sekilas kegiatan Rumah Bambu di Kampung Ampera bisa disimak di sini  https://www.youtube.com/watch?v=ZlA-NiGH5hA Hitam manis kenceng lencir. Matanya nakal-nakal nyalang. SD keluar, sekarang paling 15. Kalau tidak memulung, ngamen. Kalau tidak melacur, mencuri. Ngerti duit, mikir duit. Belum matang, dipaksa gaya dewasa. Tetep aja kanak belaka. Walau kalau sudah main suka lupa, Kotima rajin juga. Sering menimba. Dan larinya kencang. Ngarang cita-cita klise ; jadi dokter.