KOTA SIASIA (puisi)

In The Mirror, didotklasta
Jalan-jalan sore menikmati.
Atmosfer lembayung metalik.
Pertunjukan sulap ilusi mental.
Penonton terbius paket ke paket Lysergie Acid Diethylamide.
Jalan zombie sore menikmati.
Bungkus timah realitas terkemas.
Etalase-etalase rejim virtual.
Hurup kapital.
Angka kapital.
Merek kapital.
Seragam kapital.
Senyum kapital.
Libido manequin kapitalisme, senyumannya : Frigid.

Tak ada hawa !
Bagi serumpun saja lonjor bambu.
Mengkeresik ujung daunnya.
Ciuman dengan muka air Kali perawan ; Alice In Borderland.
Alice membuang bayi.
Banyak yang punah di sebrang :
Border.

Kau hilang.
Tapi tak merasa hilang.
Sebab tak ada yang mencari-cari.

Kau masalah.
Tapi tak merasa bermasalah.
Sebab stabilmu terpiara.
Stagnan luntang-lantung.
Sepanjang koridor penjara kota.

Kau tak berjendela.
Kecuali plang-plang iklan maya, ikon iman, kitab dogma.
Tentang betapa maju kita sudah menempuh.
Berkereta uap sampai Kereta atom.
Dari ketel batu bara sampai Piston besi baja.
Tuju turunan manut merunut.
Jauh jalan hidup rel mati.
Punguti demi sekrupmu berceceran.
Harus siap sejam sekali berulang :
Kontrolir pet hitam seragam totaliter sistim.
Menanya karcis sistim.
Pembayaran gila.
Dua robotik bertukar akses lingkungan hidup.
Digital.
Programmer sep sepur todongkan :
Kota-kota berikutnya.

Comments

Popular posts from this blog

WIT … WITAN PLASTIK (naskah pertunjukan)

MIMPI BURUK ROCK (gaya) INDONESIA

SEBUNGKUS PUISI-PUISI HUJAN